• HOME
  • PELANGI
  • PESONA NEGERI
  • EKBIZ
  • HIBURAN
  • AVID
  • TOKOH
  • OPINI
Indonesia Daily
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Indonesia Daily
  • HOME
  • PELANGI
  • PESONA NEGERI
  • EKBIZ
  • HIBURAN
  • AVID
  • TOKOH
  • OPINI
  • Follow
    • Facebook
    • Twitter
    • Google+
    • Youtube
    • Instagram
    • RSS
Prof Didin Damanhuri : Vaksin Covid-19 dan Arah Pemulihan Ekonomi Indonesia
Prof Didin Damanhuri
Home
EKBIZ

Prof Didin Damanhuri : Vaksin Covid-19 dan Arah Pemulihan Ekonomi Indonesia

November 12th, 2020 Inda Indonesia EKBIZ

JAKARTA (Indonesiadaily.co.id),-

Ketua Dewan Pakar Brain Society Center (BS Center) Prof Didin Damanhuri mengungkapkan, dalam upaya memetakan arah pemulihan ekonomi dengan berbagai skenario implementasi vaksin Covid 19.

Tim Riset BS Center telah menyelesaikan riset dan kajian perdana bertajuk ‘Vaksin Covid-19 dan Arah Pemulihan Ekonomi Indonesia’. Tim Riset BS Center telah membuat estimasi dengan model Cobb-Douglass Production.

“Terdapat beberapa asumsi yang digunakan dalam riset ini, salah satunya tingkat keberhasilan vaksin sebesar 60 persen dengan waktu 10 tahun untuk mengembangkan vaksin. Asumsi berikutnya harga untuk vaksin Rp 2 juta atau USD 133 per dosis. Pengeluaran per penduduk Indonesia rata-rata untuk kesehatan mencapai USD 114 per tahun. Sedangkan data menggunakan data Panel ASEAN dalam rentang waktu 2000-2018 sebagai dasar estimasi,” ujar Prof. Didin Damanhuri dalam diskusi hasil riset dan peluncuran buku ‘Vaksin Covid-19 dan Arah Pemulihan Ekonomi Indonesia’, di Jakarta.

Turut hadir antara lain Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Wakil Ketua Komisi III DPR RI/Bendahara Umum Partai Nasdem Ahmad Sahroni, Anggota Komisi III dan Ketua BKD DPR RI/Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Al Habsyi, Ketua Umum BS Center Ahmadi Noor Supit, Rektor Universitas Indonesia Prof. Ari Kuncoro, Rektor Universitas Hasanuddin Prof. Dwia Aries Tina Pulubuhu dan Dosen Universitas Paramadina Prof. Abdul Hadi serta Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia 2011-2013 Komjen Pol (purn) Nanan Soekarna.

Didin menjelaskan, dari hasil estimasi yang dilakukan Tim Riset BS Center, menunjukkan jika vaksinasi Covid-19 bisa sukses, maka pertumbuhan ekonomi hingga tahun 2030 berada di level 3,84 persen. Jika vaksinasi gagal, perekonomian hanya tumbuh sekitar 2,72 persen pada tahun 2030. “Sementara dalam jangka pendek pada tahun 2021 diperkirakan pertumbuhan ekonomi dengan best scenario sebesar 2,41 persen dan worst scenario sebesar 1,29 persen,” jelasnya.

BACA JUGA:  Proyek Reaktivasi PHE-12 Berhasil Tambah Produksi Minyak Nasional

Didin menerangkan walaupun pemerintah sering mengatakan fundamental ekonomi Indonesia cukup kuat dalam menangani pandemi Covid-19, namun kenyataannya tidak seperti itu. Beban utang pemerintah yang meningkat, kesulitan menyusun ulang APBN 2020 dan 2021, justru memperlihatkan fundamental ekonomi sedang rapuh.

“Salah satu indikator mengukur risiko utang adalah dengan rasio debt service (DSR) terhadap penerimaan pada 2019 yang mencapai 38,31 persen, sedikit turun dari 2018 yang sebesar 39,06 persen. Jika APBN 2020 menurut Perpres 72/2020 bisa sesuai target, maka rasio tersebut bisa lebih dari 45 persen. Padahal batas atas yang direkomendasikan oleh International Monetary Fund (IMF) hanya sebesar 35 persen. Tren naiknya rasio ini mengindikasikan penerimaan negara tidak sebesar peningkatan pembayaran cicilan pokok dan bunga setiap tahunnya,” terangnya, Selasa (10/11/20) seperti dilansir bentarnews.com.

Didin menilai alasan pemerintah menambah belanja APBN 2021 masih bisa diterima. Namun semestinya ada langkah serius dalam mengurangi belanja lainnya yang tidak berkaitan langsung dengan mitigasi dampak pandemi Covid-19 dan upaya pemulihan ekonomi. Seperti belanja pegawai, belanja barang dan belanja pembayaran bunga utang. “Dengan penghematan tersebut ruang fiskal untuk melakukan stimulus kesehatan, bantuan sosial dan UMKM dapat diperbesar sehingga dapat mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia pada 2021,” tandasnya.

Lebih jauh, Didin menekankan perlu adanya sanksi yang lebih tegas seperti pemangkasan Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap pemerintah daerah yang lambat melakukan revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Dengan demikian diharapkan siklus anggaran pada saat terjadinya resesi ekonomi bisa jauh lebih cepat dan berbeda dibandingkan siklus anggaran pada saat ekonomi dalam keadaan normal.

Mengingat sektor perpajakan dipastikan mengalami penurunan, BS Center mendorong pemerintah memikirkan sumber lain bagi pemasukan negara. Salah satunya dengan memperbaiki regulasi UU Lalu Lintas Devisa No.24 tahun 1999. Perbaikan regulasi ini mendesak untuk segera dilakukan karena rezim devisa bebas masih memberi celah bagi pengusaha menyimpan uang hasil ekspor di luar negeri. Jika pemerintah mau mengeluarkan Perpu merevisi aturan UU Lalu Lintas Devisa, potensi dana di luar negeri yang dapat dimanfaatkan mencapai USD 150 miliar.

BACA JUGA:  Menteri BUMN Erick Tohir Pastikan Kesiapan PLN Dukung Era Kendaraan Listrik

“Devisa Hasil Ekspor (DHE) harus diwajibkan masuk ke dalam sistem perbankan nasional. Selain untuk menambah likuiditas dan amunisi penyaluran kredit ke masyarakat, DHE juga berperan dalam penggalian sumber-sumber penerimaan negara yang lebih optimal,” pungkas Didin.

Menanggapi kajian BS Center, Rektor Universitas Hasanuddin Prof. Dwia Aries Tina Pulubuhu menilai kajian BS Center sangat komprehensif, kritis dan analitis karena disesuaikan dengan data dan usulan. Dirinya juga menyoroti permasalahan vaksinasi yang harus dikaji dengan baik oleh pemerintah. Dibutuhkan analisai terhadap risk community guna mengidentifikasi masyarakat yang rentan terdampak.

“Sementara untuk penyerapan anggaran, peningkatan rasio pajak dan mekanisme pencegahan korupsi akan sangat baik jika memperhatikan intervensi fiskal berdasarkan kebutuhan daerah. Dimana, dana yang disalurkan berbasis pada kebutuhan daerah,” ujar Dwia.

Sementara Rektor Universitas Indonesia Prof. Ari Kuncoro mendorong masyarakat menengah atas perlu mengurangi ketakutan berlebihan terhadap pandemi Covid-19. Sehingga konsumsi bisa meningkat dan bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi. “Pemberitaan tentang vaksinasi dan pengetatan protokol kesehatan seperti angin segar bagi berbagai kalangan. Jika dilakukan secara serius, bisa membangkitkan daya konsumsi masyarakat,” pungkas Ari Kuncoro. (*)

 

Media Group (asep/sib/hfr)

Facebook Twitter Google+ LinkedIn Pinterest
Next article Pantai Losari "Pelataran bahari" Icon Wisata Keindahan Alam Makassar
Previous article Mendagri Terima Penghargaan ASKOMPSI Communication Award 2020

Inda Indonesia

BACA JUGA :

BI Tawarkan Lima Strategi Kebijakan Pemulihan Ekonomi EKBIZ
January 18th, 2021

BI Tawarkan Lima Strategi Kebijakan Pemulihan Ekonomi

Pasca Gempa Lampung, PGE Area Ulubelu Pastikan Pasokan Listrik dari PLTP EKBIZ
January 18th, 2021

Pasca Gempa Lampung, PGE Area Ulubelu Pastikan Pasokan Listrik dari PLTP

Gas Poll !!, 22 Bulan SKK Migas Selesaikan POD I "Raw Gas" Kaliberau Dalam EKBIZ
January 17th, 2021

Gas Poll !!, 22 Bulan SKK Migas Selesaikan POD I "Raw Gas" Kaliberau Dalam

MPSJKI 2021-2025: OJK Siapkan Stimulus Lanjutan Pemulihan Ekonomi EKBIZ
January 16th, 2021

MPSJKI 2021-2025: OJK Siapkan Stimulus Lanjutan Pemulihan Ekonomi

Pertamina EP Asset 2 Adera Field Sumbang Tambahan Produksi 751 BOPD dari Sumur BNG-A1 EKBIZ
January 15th, 2021

Pertamina EP Asset 2 Adera Field Sumbang Tambahan Produksi 751 BOPD dari Sumur BNG-A1

Distan Agam Tanam 100 Batang Duku di Kayu Pasak "One Village One Prosuct" EKBIZ
January 14th, 2021

Distan Agam Tanam 100 Batang Duku di Kayu Pasak "One Village One Prosuct"

POPULARInda Indonesia
Mak Lampir Memburu Keturunan KI Ageng Prayogo Dalam Misteri Gunung Merapi HIBURAN

Mak Lampir Memburu Keturunan KI Ageng Prayogo Dalam Misteri Gunung Merapi

Nov 15th, 2018
Mengenal 7 Ulama Nusantara Yang Mendunia TOKOH

Mengenal 7 Ulama Nusantara Yang Mendunia

May 8th, 2016
After Met You Film Drama Percintaan Remaja Semarakkan Awal Tahun 2019 HIBURAN

After Met You Film Drama Percintaan Remaja Semarakkan Awal Tahun 2019

Jan 7th, 2019
Penjualan Produk Multi Level Marketing Sanggup Angkat Pendapatan Negara Hingga 14,7 Trilyun EKBIZ

Penjualan Produk Multi Level Marketing Sanggup Angkat Pendapatan Negara Hingga 14,7 Trilyun

Nov 15th, 2020
Masyarakat Menyayangkan Penunjukan Iman Brotoseno Sebagai Dirut TVRI HIBURAN

Masyarakat Menyayangkan Penunjukan Iman Brotoseno Sebagai Dirut TVRI

Jun 16th, 2020
TERKINI
Jan 19th 12:01 PM
PELANGI

DPRD Gelar Rapat Paripurna Usulkan Pemberhentian Bupati-Wakil Bupati Agam

Jan 19th 11:36 AM
PELANGI

Program Kampung Tangguh Jaya Polsek Pondok Gede Salurkan Bantuan untuk Warga

Jan 18th 8:14 PM
HIBURAN

Slank Luncurkan Album berjudul “Vaksin”

Jan 18th 4:31 PM
TOKOH

President the World Peace Committee 202 Negara HE. Prof. DR. Djuyoto Suntani Meninggal Dunia

Jan 18th 11:20 AM
EKBIZ

BI Tawarkan Lima Strategi Kebijakan Pemulihan Ekonomi

Jan 18th 9:46 AM
EKBIZ

Pasca Gempa Lampung, PGE Area Ulubelu Pastikan Pasokan Listrik dari PLTP

Jan 18th 9:31 AM
PELANGI

Kalimantan Selatan Dikepung Banjir, Ini Langkah Paman Birin

MEMBER
  • HOME
  • PELANGI
  • PESONA NEGERI
  • EKBIZ
  • HIBURAN
  • AVID
  • TOKOH
  • OPINI
  • Back to top
© Indonesia Daily 2020. All rights reserved. Member of Asri Media Group
Developed by Id Team