• HOME
  • PELANGI
  • PESONA NEGERI
  • EKBIZ
  • HIBURAN
  • TNI-POLRI VOICE
  • AVID
  • TOKOH
  • OPINI
Indonesia Daily
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Indonesia Daily
  • HOME
  • PELANGI
  • PESONA NEGERI
  • EKBIZ
  • HIBURAN
  • TNI-POLRI VOICE
  • AVID
  • TOKOH
  • OPINI
  • Follow
    • Facebook
    • Twitter
    • Google+
    • Youtube
    • Instagram
    • RSS
“Nilai Kenangan dan Sosial Budaya Lokal” 100 Tahun Otto Djaya (1916 – 2002)
Home
PESONA NEGERI

“Nilai Kenangan dan Sosial Budaya Lokal” 100 Tahun Otto Djaya (1916 – 2002)

October 3rd, 2016 admin indonesia PESONA NEGERI

Jakarta,-

Tegangan kekuatan yang saling menarik antara  nilai kenangan dan konteks persoalan sosial budaya yang bersifat lokal dengan pencarian artistik yang khas untuk mencapai nilai universalitas seni yang bersifat pribadi seorang Otto Djaya di jelaskan dalam lukisan-lukisannya.

Seorang Bohemian, Seniman non konformis yang mendefinisikan refleksi dan estetika pribadinya sendiri, hidup selama enam dekade sejarah dan periode politik di Indonesia, semenjak masa kolonia Belanda, masa Perang Dunia ke 2, masa revolusi, masa pemerintahan Soekarno, dan Soeharto, hingga masa Demokrasi.

(Ki-ka): Inge-Marie Holst, Rizky A. Zaelani, dan Zamrud Setya Negara - Foto: Muller Mulyadi

(Ki-ka): Inge-Marie Holst, Rizky A. Zaelani, dan Zamrud Setya Negara – Foto: Muller Mulyadi

Dikatakanoleh Rizky A. Zaelani dalam acara Konfrensi dan Tour Gallery Press di Galeri Nasional Indonesia 30 September 2016”Otto Djaya adalah seniman kebanggan Pasudan, tetapi sekembali dari Belanda tinggal disemarang, pelukis seangkatan Soedjojono tetapi tidak begitu terkenal, seorang seniman yang cukup lengkap tetapi periode penciptaannya tidak terlalu produktif, salah satu karyanya yang memiliki kekuatan adalah yang dibuat pada tahun 1960 an”.

Dengan inisiasi dari Ms. Inge-Marie Holst dan Mr. Hans Peter Holst yang melakukan penelitian tentang Otto Djaya, di Galeri Nasional Indonesia di laksanakan perhelatan pameran istimewa peringatan 100 tahun kelahiran Otto Djaya yang di gelar pada 30 September hingga 9 Oktober 2016. Dikurasi oleh Rizki A. Zaelani dan Inge-Marie Holst ditampilkan sekitar 200 karya Otto Djaya.

Dalam sambutannya Kepala Galeri Nasional Indonesia Tubagus ‘Andre’ Sukmana mengungkapkan, “Dalam karya-karyanya. Otto sering mengangkat tema-tema yang menggambarkan aktivitas budaya masyarakat saat itu, perjuangan, juga legenda. Ia menyuguhkan tema tersebut dengan gaya humor dan satir, hampir setiap karyanya menampakkan suasana yang hangat”. Ditambahkan pula oleh Tubagus Andre dua karya Otto Djaya telah menjadi koleksi Galeri Nasional Indonesia sekaligus menjadi koleksi Negara. Diantaranya Pertemuan, 1947, 65×88 cm, cat plakat pada kertas; dan Wayang Golek, 1954, 51×98 cm, cat minyak pada kanvas.

BACA JUGA:  Kekayaan Budaya Bangsa, 6 Suku di Indonesia Ini Punya Ilmu Mengerikan

Memasuki Gedung A Galeri Nasional Indonesia di sebelah kiri kita akan melihat 2 buku replika yang dibuat pada tahun -50 an dengan Judul PASUNDAN dan MARKODOK Dengan Teman-Temannya, lalu sebuah karya lukisan menarik dengan ukuran 95 x 145cm (acrylic on kanvas) dengan judul “DIALOG DALAM KAMAR”, tema-tema yang ditampilkan dalam pameran adalah tema keseharian, tema kesenian, tema metologi.

Kisah yang dikutip dari dunia pewayangan dan mitologi tradisi ditampilkan secara khas dan spontan, tampil nyaris begitu saja, secara alamiah, seakan-akan kita memang hidup dalam bentangan kisah pewayangan.

Selain itu ia juga banyak menampilkan tarian sosial dalam tradisi Indonesia dalam lukisan-lukisannya, seperti Ronggeng, Reog Ponorogo, Cap Go Meh, Kecak. Jenis intensitas warna-warna dari lukisan Otto Djaya melampaui zamannya, hal ini bisa terlihat dari warna hijau dedaunan yang khas dan biru langit yang cemerlang. Banyak lukisannya yang menjadi khusus karena mencampurkan atau memasukan tokoh-tokoh wayang dari keluarga Punakawan (Petruk dan Gareng) dalam situasi hidup keseharian.

Otto Djaya yang lahir pada tahun 1916 adalah salah satu master dalam sejarah seni rupa Indonesia. Ia pernah menjadi pejuang kemerdekaan dimasa kolonia. Bersama saudaranya Agus Djaya, mereka pernah pergi untuk belajar dan bekerja sebagai seniman di negeri Belanda pada tahun 1947 – 1950 dan beberapa kali pameran di Eropa.

(tcs/foto: alicia

  • Tags
  • #budaya
  • galeri nasional indonesia
  • otto djaya
  • seni lukis
  • seniman
Facebook Twitter Google+ LinkedIn Pinterest
Next article Fitri Carlina,“Allah sudah merencanakan semuanya”
Previous article LP3I untuk Indonesia

admin indonesia

BACA JUGA :

Sandiaga Uno: IYoCE 2021 Inisiasi Pemulihan Ekonomi Kreatif Global PESONA NEGERI
January 27th, 2021

Sandiaga Uno: IYoCE 2021 Inisiasi Pemulihan Ekonomi Kreatif Global

Proyek Pembangunan Jalan Tol Linggau Bengkulu Terhenti. PESONA NEGERI
January 26th, 2021

Proyek Pembangunan Jalan Tol Linggau Bengkulu Terhenti.

Cegah Corona-19, Kasat Lantas Polres Agam Bagikan Masker kepada Wajib Pajak PESONA NEGERI
January 25th, 2021

Cegah Corona-19, Kasat Lantas Polres Agam Bagikan Masker kepada Wajib Pajak

Menhub Budi Karya : Februari 2021 Penumpang KA dan Bus Akan Dites GeNose PELANGI
January 25th, 2021

Menhub Budi Karya : Februari 2021 Penumpang KA dan Bus Akan Dites GeNose

UFO UGM “Harsa”, Berbagi Spirit Masa Pandemi Melalui Virtual PESONA NEGERI
January 25th, 2021

UFO UGM “Harsa”, Berbagi Spirit Masa Pandemi Melalui Virtual

Genjot Pariwisata, Pokdarwis Nagari Kampung Pinang Agam Goro "Massal" PESONA NEGERI
January 24th, 2021

Genjot Pariwisata, Pokdarwis Nagari Kampung Pinang Agam Goro "Massal"

Leave a Reply Cancel reply

You must be logged in to post a comment.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

POPULARsyafrianto
Dihadiri Bupati Terpilih, Warga Sambut Hangat Jambore Jurnalistik HPN 2021 di Agam Sumbar PESONA NEGERI

Dihadiri Bupati Terpilih, Warga Sambut Hangat Jambore Jurnalistik HPN 2021 di Agam Sumbar

Jan 24th, 2021
Polres Agam Amankan Pleno Terbuka Penetapan Bupati-Wakil Bupati Terpilih TNI-POLRI VOICE

Polres Agam Amankan Pleno Terbuka Penetapan Bupati-Wakil Bupati Terpilih

Jan 25th, 2021
Genjot Pariwisata, Pokdarwis Nagari Kampung Pinang Agam Goro “Massal” PESONA NEGERI

Genjot Pariwisata, Pokdarwis Nagari Kampung Pinang Agam Goro “Massal”

Jan 24th, 2021
Cegah Corona-19, Kasat Lantas Polres Agam Bagikan Masker kepada Wajib Pajak PESONA NEGERI

Cegah Corona-19, Kasat Lantas Polres Agam Bagikan Masker kepada Wajib Pajak

Jan 25th, 2021
Tunggu Pelantikan Ini Kata Bupati Terpilih Agam PELANGI

Tunggu Pelantikan Ini Kata Bupati Terpilih Agam

Jan 26th, 2021
TERKINI
Jan 27th 12:45 AM
EKBIZ

Onstream Awal 2021, PHE ONWJ Targetkan Produksi Gas 16 MMscfd

Jan 26th 8:45 PM
EKBIZ

Pandemi, Batiq Travel Tawarkan Liburan Menarik ke Pakistan

Jan 26th 6:13 PM
PELANGI

Tunggu Pelantikan Ini Kata Bupati Terpilih Agam

Jan 26th 12:23 PM
AVID

Live Streaming Sidang MK Sengketa Pilkada di Jambi

Jan 26th 12:33 AM
EKBIZ

Kisah Sukses “Mobil Eropa” MG Hingga Masuk Pasar Indonesia

Jan 25th 8:44 PM
PELANGI

Terima Kunjungan Pengurus PWI Jambi, Bupati Tebo Dukung Kegiatan HPN 2021

Jan 25th 5:18 PM
PELANGI

Kegiatan HPN 2021 SMSI Sumsel Dipusatkan di Kota Lubuklinggau

MEMBER
  • HOME
  • PELANGI
  • PESONA NEGERI
  • EKBIZ
  • HIBURAN
  • TNI-POLRI VOICE
  • AVID
  • TOKOH
  • OPINI
  • Back to top
© Indonesia Daily 2020. All rights reserved. Member of Asri Media Group
Developed by Id Team