BALI (indonesia.co.id),-
“Aku tinggalkan Kekayaan alam Indonesia, biar semua negara besar dunia iri dengan Indonesia, dan aku tinggalkan hingga bangsa Indonesia sendiri yang mengolahnya” (Presiden RI Sukarno).
Itulah pesan moral sang Founding Father bangsa kita yang menggambarkan betapa negeri kita sangat kaya dan hebat.
Tidak hanya kekayaan Alam, SDM, tapi juga kekayaan ragam budaya yang telah mengantarkan bangsa kita sebagai negara super power dalam bidang kebudayaan. Seperti keunikan salah satu desa tua di Bali, Desa Bugbug Kecamatan Karangasem Kabupaten Karangasem Provinsi Bali.
Desa ini memiliki catatan sejarah panjang. Dimulai dari awal terbentuknya hingga tradisi yang mengikutinya sebagai bagian dari sejarah terbentuknya Desa Bugbug itu sendiri.
Namun terlepas lepas dari semua itu, keberadaan 5 tempat memohon air suci atau Tirta yang ada diwilayah Desa Bugbug, yang disebut dengan Pancaka Tirta menarik untuk ditelusuri.
Salah seorang nara sumber yang merupakan tetua di Desa Bugbug mengungkapkan, bahwa dalam Pewarah Jagat Karana menyebutkan sebagai berikut.
“Kawinayan Panca Tirta maring Desa Bugbug, risewalasa mangkana, aksanan nira, panugrahan Bhatara Mas Wilis, ngawangun ikang Pancaka Tirta, amangun maring desa Bugbug, ingaranan Tirta Sindhu. Panca Tirta luwire, kang ana maring Kidul-kulon Desa(Kelod kauh), ngaran Tirta Sindhu, pangelukatan lan Pangentas Preti Sentana nire mekabehan. Maring Kidul-wetan(kelod kangin), ngaran Tirta Sindhu Pamersihan lan Penganter. Umaring Lor-wetan(Kaja Kangin), ngaran Tirta Sindhu Pemersihan. Umaring Lor-kulon(Kaja Kauh) ngaran Tirta Sindhu Panglukatan. Umaring tengahin desa, ngaran Tirta Sindhu Pamersihan lan Pangentas,” begitu sebut I Ketut Resi, dalam Pewarah Jagat karana yang dibacakannya pada Sabtu(711/20), sebagaimana Seperti dikutip dari laman media partner siberindo.co.
Dari Pewarah Jagat Karana tersebut diungkapkan pula tentang keterkaitan Pancaka Tirta atau Panca Tirta dengan Panca Maha Rsi. Dimana lima orang panditha suci tersebut besar pengaruhnya terhadap keberadaan tempat tempat suci di Bali, yang mengembangkan konsep ajaran Siwa Budha serta Hindu Dharma. Pun ke 5 Maha Rsi ini juga yang menyatukan sekte sekte yang berkembang sebelumnya di Bali.
”Saking Ida ajin nire ingaran Agung Pasek Prabali,” seperti yang tercantum dalam Pewarah Jagat Karana itu menyebutkan.
Lalu apa fungsi didirikannya Pancaka Tirta yang terdapat di penjuru dan di tengah Desa Bugbug ? Menurut I Ketut Resi yang juga sebagai Pangenter Adat, Desa Adat Bugbug ini mengatakan, bahwa keberadaan ke 5 tempat memohon air suci atau Tirta tersebut erat kaitannya dengan upacara baik Dewa Yadnya maupun Manusia Yadnya. Tentu ada beberapa versi yang mungkin berbeda tentang keberadaan Pancaka Tirta yang berkaitan dengan sejarah Desa Bugbug itu sendiri, imbuhnya.
Kini selain tempat memohon air suci atau Tirta, lokasi Pancaka Tirta itu juga difungsikan sebagai tempat permandian umum bagi warga sekitar. Seperti halnya salah satu Pancaka Tirta yang berlokasi di arah Kaja-kangin Desa Bugbug, menurut petani sekitar selain airnya segar juga ada warga yang memanfaatkan untuk melukat.
Air yang mengalir dari Gunung Agung dan mengairi persawahan di sekitarnya, menuju gorong gorong kemudian mengalir ke 5 tempat permandian, yang akhirnya aliran airnya membelah disepanjang jalan desa Bugbug menuju ke laut. Menurut kepercayaan tetua tetua di Desa Bugbug terdahulu, seperti yang diceritakan oleh I Ketut Resi, bahwa aliran air atau got yang dulunya masih terbuka di sepanjang jalan desa Bugbug itu dipercaya membersihkan desa dari unsur kekuatan negatif.(*)