• HOME
  • PELANGI
  • PESONA NEGERI
  • EKBIZ
  • HIBURAN
  • AVID
  • TOKOH
  • OPINI
Indonesia Daily
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Indonesia Daily
  • HOME
  • PELANGI
  • PESONA NEGERI
  • EKBIZ
  • HIBURAN
  • AVID
  • TOKOH
  • OPINI
  • Follow
    • Facebook
    • Twitter
    • Google+
    • Youtube
    • Instagram
    • RSS
Karni Ilyas
Karni Ilyas - DI's Way
Home
TOKOH

Karni Ilyas

December 19th, 2020 adminid TOKOH

Oleh : Dahlan Iskan

UMURNYA lebih muda satu tahun. Karni Ilyas lahir 1952. Di Sumatera Barat. Setamat SMEA di Padang barulah anak pedagang ini ke Jakarta: kuliah hukum di Universitas Indonesia.

Saya mengaguminya: wartawan yang juga pejuang. Yang menjunjung tinggi nilai-nilai jurnalistik. Yang memiliki idealisme yang tinggi.

Kemarin saya kaget. Yakni saat saya melihat video terbarunya bersama Dr Refly Harun –ahli hukum dari Universitas Gadjah Mada (UGM) itu: Karni masih merokok! Dan masih kelihatan sangat menikmatinya.

Refly punya nama besar setelah sering tampil di acara Karni. Ia merasa dibesarkan oleh Karni. Tentu tidak hanya itu. Ia sendiri memang punya modal untuk menjadi besar: ia orang yang punya karakter yang kuat.

Buktinya banyak juga orang yang sering tampil di acara Karni tapi namanya tidak kunjung membesar.

Kalau menjadi Refly saya akan berani menegur Karni yang begitu demonstratif merokok di depan kamera. Tapi itulah Karni. Yang sudah merokok sejak saya mengenalnya lebih 40 tahun lalu.

Bahkan seumur hidupnya baru sekali ia ganti rokok: dari Dji Sam Soe ke Gudang Garam. Sampai sekarang.

Karena itu ia paling suka mengutip humornya perokok berat lainnya: Mendikbud Prof Dr Fuad Hasan. Fuad sering bercanda: “Tidak ada orang yang sedang merokok meninggal dunia”. Saya pernah mendengarnya sendiri. Ketika sama-sama menjadi anggota MPR. “Lihatlah,” sambungnya, “Betapa banyak orang yang meninggal ketika sedang olahraga.”

Rokok itulah yang membuat suara Karni Ilyas parau dan serak –seperti yang sangat Anda kenal itu. Yang kini justru menjadi ciri khasnya. Dan menjadi kekuatannya.

Kekuatan suaranya itulah yang dulu menjadi kelemahannya. Hampir saja ia gagal menjadi ”manusia TV” akibat keparauan suaranya itu.

BACA JUGA:  DONI MONARDO Bantah Dukung Acara Rizieq Shihab, Hanya ingin Selamatkan Rakyat.

“Mana mungkin dengan suara seperti itu bisa sukses di TV”. Begitulah para produser TV berpendapat kala itu. Ketika untuk kali pertama Karni pindah dari dunia media cetak ke dunia TV.

Sejak saya kenal Karni, ya sudah merokok itu. Yakni ketika kami sama-sama menjadi wartawan TEMPO. Karni lantas menjadi redaktur hukum yang terkenal.

Ia tidak menjadi wartawan hukum biasa –yang hanya melaporkan peristiwa hukum. Ia juga menjadi ilmuwan hukum. Ia selalu menemukan lubang-lubang kelemahan hukum, lalu mendorongnya untuk diatasi.

Salah satu yang akan selalu saya ingat adalah: sulitnya menemukan barang bukti dalam perkara pemerkosaan. Waktu itu. Maka Karni mendorong –lewat tulisan-tulisannya– agar vagina bisa diakui sebagai ”barang”. Dan Karni sukses dalam ”menciptakan” hukum di bidang pemerkosaan.

Karni juga dikenal sebagai wartawan yang gigih mendorong lahirnya regulasi tentang PK (Peninjauan Kembali). Yang kita kenal sampai sekarang.

Itu karena Karni gigih membongkar terjadinya kesalahan putusan final Mahkamah Agung terhadap Sengkon dan Karta.

Sengkon dan Karta adalah petani berasal dari Bojongsari, Bekasi, Jawa Barat. Mereka menerima vonis pengadilan negeri Bekasi dengan hukuman 12 tahun (Sengkon) dan 7 tahun (Karta) atas dakwaan pembunuhan dan perampokan. Yang sampai ke Mahkamah Agung pun tetap dinyatakan bersalah. Dimasukkan penjara. Setelah bertahun-tahun di penjara baru ketahuan bukan Sengkon dan Karta pelakunya.

Karni Ilyas juga wartawan yang anti penghitaman foto pelaku kriminal. Bukan saja merusak fotografi tapi juga tidak ada gunanya.

Memang hukum mengenal doktrin ”praduga tak bersalah” tapi menerapkannya tidak harus dengan menghitamkan bagian mata di foto itu.

Karni terus menegakkan prinsip itu. Dan menyuarakannya. Belakangan kita tidak melihat lagi ada foto di surat kabar atau majalah yang sebagian wajahnya ditutup warna hitam.

BACA JUGA:  Kisah Inspiratif: Kesabaran dan Keuletan Satna "Pedagang Pecel" Bisa Umroh dan Hidupi Keluarga

Tentu Karni juga anti penulisan singkatan untuk seorang tersangka. Menurut Karni, nama tersangka itu harus disebut selengkapnya. Yang penting jangan menghukum bahwa mereka pasti salah. Kalau ditulis singkatannya justru bisa menimbulkan fitnah. Kasihan orang yang sekantor atau sekampung dengan singkatan nama yang sama.

Saya tentu mendukung prinsip seperti itu. Bahkan saya mendoktrinkan prinsip perlunya wartawan punya keyakinan. Mengapa hanya hakim yang bisa memutuskan berdasarkan keyakinan –di samping berdasar barang bukti dan keterangan saksi. Wartawan juga harus terlatih untuk memiliki keyakinan mengenai sebuah kejadian. Keyakinan itu akan menjadi bagian dari idealisme jurnalistik.

Misalnya seseorang yang tertangkap basah. Atau terang-benderang dalam melakukan kejahatan. Untuk apa lagi nama masih harus disingkat. Dan fotonya masih harus dihitamkan.

Di mata saya, Karni Ilyas adalah alumni TEMPO yang paling eksis sekarang ini. Memang masih ada nama seperti Leila Chudhori, si penulis buku terkenal itu. Yang salah satu bukunya berjudul ”Pulang”. Sebuah cerita tentang penderitaan menjadi orang yang dituduh PKI –Partai Komunis Indonesia.

Juga ada Saur Hutabarat. Yang kini menjadi pengendali media di grup politisi-konglomerat Surya Paloh. Masih ada Putu Wijaya, sastrawan dan tokoh teater. Juga Ratna Riantiarno, tokoh teater juga. Atau Bambang Harimurti, yang pernah lolos seleksi menjadi astronot. Yang menantu pujangga Sutan Takdir Alisjahbana itu.

Tapi Karni-lah yang saya anggap paling eksis.

Ia eksis di media tulis. Ia juga pernah membantu saya membenahi manajemen Jawa Pos selama beberapa bulan.

Sebagai wartawan ia begitu sukses mengungkap kasus korupsi di Pertamina. Di zaman sepeninggal Ibnu Sutowo.

Lalu ia eksis lagi di dunia televisi. Begitu banyak penghargaan diberikan padanya di bidang penyiaran TV. Sejak ia masih di Liputan 6 SCTV, pun sampai belakangan, ketika ia berada di TV One.

BACA JUGA:  Aktivis Senior GPII Nanang Qosim: Pemuda Harus mewaspadai Perkembangan Radikalisme di Indonesia

Hanya Bang One (baca: o-ne) yang kurang berhasil menjadi produk yang melegenda.

Sedang acara ILC (Indonesia Lawyer Club) akan dikenang sepanjang masa. Bahwa acara itu kini diakhiri justru membuat Karni lebih seperti Marilyn Monroe atau Elvis Presley: meninggal di kala sedang top-topnya.

Yang membedakan, Marilyn dan Elvis mati akibat bunuh diri. Sedang ILC mati entah karena apa.

Tentu Karni Ilyas akan tetap bisa eksis. Fisik boleh dikurung, tapi ide tak akan bisa dimatikan. Justru kini zamannya livestream. Bisa saja ILC bermigrasi ke dunia streaming. Dan sukses untuk kali kesekian.

Sekali lagi, hilangnya ILC dari tv semakin memperkuat tesis bahwa TV tidak akan berumur panjang lagi. Setidaknya sebagai lahan bisnis besar. TV sudah semakin ditinggalkan pemirsanya –pindah ke streaming.

Hanya saja untuk pindah ke media streaming Karni harus membawa serta lagi seluruh anggota PKI-nya. Itulah singkatan yang terkenal di kalangan yang dekat dengannya: Pasukan Karni Ilyas.

Ketika masuk TV dulu, Karni membawa seluruh PKI-nya dari majalah hukum Forum Keadilan. Demikian juga ketika dari satu TV ke TV lainnya. Karni memang bukan hanya wartawan, ia juga pemimpin besar PKI yang militan.(Dahlan Iskan)

 

Sumber: https://www.disway.id/r/1163/karni-ilyas

Facebook Twitter Google+ LinkedIn Pinterest
Next article Sosok Advokat Santri Dr. HM. Ma’ruf Syah, SH, MH, Bangun Masjid Swadana Murni Rp 3,2 M
Previous article Danseskoau Menutup Penatris Dan Membubarkan Senat Pasis Sesau A-14

adminid

BACA JUGA :

President the World Peace Committee 202 Negara HE. Prof. DR. Djuyoto Suntani Meninggal Dunia TOKOH
January 18th, 2021

President the World Peace Committee 202 Negara HE. Prof. DR. Djuyoto Suntani Meninggal Dunia

Berbagi Inspirasi bersama K.H.Aceng Zakaria, Ulama Penulis Buku “Al-Muyassar Fi ‘Ilm Al-Nahwi” TOKOH
January 17th, 2021

Berbagi Inspirasi bersama K.H.Aceng Zakaria, Ulama Penulis Buku “Al-Muyassar Fi ‘Ilm Al-Nahwi”

Innalillahi, Kita Kehilangan KH Abd Hamid Ponpes Bata-bata Pamekasan TOKOH
January 16th, 2021

Innalillahi, Kita Kehilangan KH Abd Hamid Ponpes Bata-bata Pamekasan

Aramco Trading Nobatkan Dirut Pertamina Nicke Widyawati Top CEO 2020 TOKOH
January 15th, 2021

Aramco Trading Nobatkan Dirut Pertamina Nicke Widyawati Top CEO 2020

Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Umat Islam Berduka Atas Berpulangnya Syekh Ali Jaber TOKOH
January 14th, 2021

Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Umat Islam Berduka Atas Berpulangnya Syekh Ali Jaber

Jejak "Cemerlang" Komjen Listyo dari Surakarta untuk Indonesia TOKOH
January 14th, 2021

Jejak "Cemerlang" Komjen Listyo dari Surakarta untuk Indonesia

POPULARadminid
Mak Lampir Memburu Keturunan KI Ageng Prayogo Dalam Misteri Gunung Merapi HIBURAN

Mak Lampir Memburu Keturunan KI Ageng Prayogo Dalam Misteri Gunung Merapi

Nov 15th, 2018
Mengenal 7 Ulama Nusantara Yang Mendunia TOKOH

Mengenal 7 Ulama Nusantara Yang Mendunia

May 8th, 2016
After Met You Film Drama Percintaan Remaja Semarakkan Awal Tahun 2019 HIBURAN

After Met You Film Drama Percintaan Remaja Semarakkan Awal Tahun 2019

Jan 7th, 2019
Penjualan Produk Multi Level Marketing Sanggup Angkat Pendapatan Negara Hingga 14,7 Trilyun EKBIZ

Penjualan Produk Multi Level Marketing Sanggup Angkat Pendapatan Negara Hingga 14,7 Trilyun

Nov 15th, 2020
Masyarakat Menyayangkan Penunjukan Iman Brotoseno Sebagai Dirut TVRI HIBURAN

Masyarakat Menyayangkan Penunjukan Iman Brotoseno Sebagai Dirut TVRI

Jun 16th, 2020
TERKINI
Jan 20th 8:39 AM
PELANGI

Bencana Terus Terjadi Tingkatkan Kewaspadaan Dini, Guncangan 5.0 SR di Gunung Kidul, Sehari Setelah Pangandaran

Jan 20th 8:15 AM
EKBIZ

Sambut Transisi Pandemi,  Industri Makanan Perlu Berinovasi

Jan 19th 8:38 PM
EKBIZ

Astra Group Bantu Korban Gempa Sulbar

Jan 19th 12:01 PM
PELANGI

DPRD Gelar Rapat Paripurna Usulkan Pemberhentian Bupati-Wakil Bupati Agam

Jan 19th 11:36 AM
PELANGI

Program Kampung Tangguh Jaya Polsek Pondok Gede Salurkan Bantuan untuk Warga

Jan 18th 8:14 PM
HIBURAN

Slank Luncurkan Album berjudul “Vaksin”

Jan 18th 4:31 PM
TOKOH

President the World Peace Committee 202 Negara HE. Prof. DR. Djuyoto Suntani Meninggal Dunia

MEMBER
  • HOME
  • PELANGI
  • PESONA NEGERI
  • EKBIZ
  • HIBURAN
  • AVID
  • TOKOH
  • OPINI
  • Back to top
© Indonesia Daily 2020. All rights reserved. Member of Asri Media Group
Developed by Id Team