JAKARTA (Indonesiadaily.co.id)- Menyoroti banyaknya musibah kebakaran di kota-kota besar, Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta melaui Kepala Dinas Pemadam kebakaran H. Subejo SH, MSi menjelasan bahwa selama 3 tahun terakhir telah terjadi ribuan kasus kebakaran di Jakarta.
Di tahun 2016, terjadi kebakaran sebanyak 1.047 kasus, kemudian pada 2017 ada sebanyak 1.185 kasus, sedangkan di tahun 2018 setidaknya ada 1.078 kasus. Dari sekian jumlah tersebut, sekitar 72 persennya adalah bangunan hunian atau permukiman. Selebihnya adalah pertokoan serta perkantoran.
Sedang penyebab dari kebakaran itu umumnya disebabkan oleh listrik, seperti penggunaan material dan perawatan tidak sesuai standar. Misalnya terdapat bagian listrik yang terbuka, isolasi kabel yang buruk, terjadi overload pada sistem instalasi listrik, kerusakan pada sistem instalasi listrik, penggunaan peralatan instalasi listrik yang tidak standar, kondisi listrik yang buruk, dan penggunaan peralatan rumah tangga yang tidak terkontrol.
“Kebakaran yang terjadi di Jakarta umumnya disebabkan oleh listrik, mulai dari instalasi yang buruk, penggunaan material yang tidak sesuai standar, hingga penggunaan peralatan listrik yang tidak terkontrol. Sehingga mengakibatkan panas berlebih dan mengakibatkan kebakaran,” kata Subejo dalam seminar yang mengangkat tema “Listrik Andal Rumah Aman” di Mitra Terrace Gator Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (2/5/2019).
Lebih lanjut Subejo juga menambahkan, “Selain itu ada juga kebakaran yang disebabkan oleh tabung gas. Nah di sini sering salah persepsi, orang sering bilang tabung gas meledak, padahal sejauh ini tidak ada tabung gas yang meledak, karena tabung itu tahan, dan tidak bisa meledak. Jadi yang terjadi adalah gas yang bocor. Gas bocor bisa saja dari regulatornya yang tidak standar atau dari selangnya yang buruk, sehingga kebocoran itu kalau akumulasinya banyak dan ventilasinya tidak bagus, begitu kena pemantik langsung menyambar dan membesar,” jelas Subejo.
Karena Subejo menganggap pentingnya edukasi kepada masyarakat agar menggunakan material yang berstandar SNI. Selain itu ia juga menganggap perlu adanya sosialisasi tentang pemasangan instalasi serta penggunaan listrik yang benar agar terhindar dari bahaya kebakaran.
Pada kesempatan yang sama, Glenn Mandey dari International Copper Association (ICA) juga memberikan penjelasan. “Kurangnya pemahaman pengguna atau konsumen terhadap pentingnya keselamatan dalam kegiatan sehari-hari, termasuk keselamatan yang menyangkut penggunaan atau pemanfaatan energi listrik. Mereka kadang tidak perduli terhadap produk maupun pemasangan instalasi listrik, sudah memenuhi standarisasi atau memiliki sertifikasi,” papar Glenn Mandey.
Acara media Gathering yang diselenggarakan oleh International Copper Association (ICA) ini bekerjasama dengan DAMKAR DKI Jakarta, Badan Standarisasi Nasional (BSN), Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (DKJ), Kementerian Perindustrian (ILMATE), dan pihak terkait lainnya ini, digelar dalam rangka mensosialisasikan keselamatan ketenagalistrikan. Mulai dari pemasangan dengan tenaga yang memiliki sertifikat (SLO), instalasi listrik yang benar, pemilihan produk-produk kelistrikan yang ber-Standar Nasional Indonesia (SNI), serta pemanfaatan tenaga listrik.
Selai itu acara ini juga untuk mengedukasi masyarakat agar paham pentingnya rambu-rambu utama dalam menanggulangi bahaya listrik yang diakibatkan oleh pelayanan, penyediaan daya listrik.
Untuk mensosialisasikan pentingnya keselamatan kelistrikan, International Copper Association (ICA) bekerjasama Pemerintah Provinsi Jawa Barat, siap mengaudit setiap rumah penduduk aman, kurang aman, dan tidak aman, melalui survei peralatan listriknya mulai 2019-2024.
Kerja sama Jabar-ICA yang tertuang dalam Letter of Intent (LOI) ditandatangani oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan Direktur ICA Wilayah Asia Timur dan Tenggara Collin May di Aula Timur Kampus ITB, Kota Bandung, belum lama ini.
Sejauh ini Jawa Barat memang ditunjuk oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai area percontohan tentang keselamatan kelistrikan.
Kerja sama ini menjadi bagian dari cetak biru ketahanan kebencanaan atau West Java Resilience Blue Print yang tengah dipersiapkan oleh Pemda Provinsi Jawa Barat. Karena 70 persen bencana kebakaran disebabkan oleh peralatan listrik di rumah tinggal yang tidak berkualitas. (okz; foto mm)
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.