Jambi, Indonesiadaily.co.id-Sejak pandemic Covid-19 bulan Maret 2020, proses belajar mengajar dilakukan secara daring. Hal itu tentu saja tidak mudah diikuti oleh para pelajar, terutama bagi anak-anak Sekolah Dasar. Sehingga butuh peran orang tua untuk mendampingi anak selama proses belajar secara daring.
Mendampingi anak belajar secara daring dilakukan oleh Ferawati (35 tahun) dalam membimbing anaknya belajar online. “Pada masa pandemi ini, semua tugas guru dalam mengajar dan mendampingi peserta didik, dialihkan kepada setiap orang tua didik untuk mendampingi anak-anaknya belajar,” jelas Ferawati.
Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan sistem online, dikatakan Ferawati, menuntut peran aktif orang tua mendampingi anak dalam menerima materi pelajaran yang diberikan oleh tenaga pendidik. Peserta didik tidak diwajibkan untuk datang kesekolah melainkan melakukan kegiatan pembelajaran secara jarak jauh atau belajar di rumah saja.
Media pembelajaran jarak jauh yang digunakan antara lain seperti google classroom dan whatsapp group, media tersebut dihasilkan dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin maju. Media pembelajaran jarak jauh juga sangat menguras waktu para orang tua didik,“Setiap pagi harus mempersiapkan anak mengikuti pembelajaran daring dan sebelum mengikuti pelajaran harus absen kelas dulu menggunakan seragam sekolah yang lengkap dan memilki batas waktu pengiriman sekitar satu jam dimana start pengiriman di mulai dari pukul 07.00-08.00 WIB,” ujar Ferawati, warga Perumahan Aur Duri Permai Desa Mendalo Darat.
Lebih lanjut diakui Ferawati, mendampingi anak belajar daring cukup mengganggu pekerjaanya sebagai berjualan keliling untuk menambah pemasukan kebutuhan ekonomi keluarganya. “Semenjak munculnya virus corona, saya jadi berhenti berjualan karena harus mendampingi anak saya belajar daring di rumah,” ungkapnya lagi.
Hal yang sama disampaikan Samia (38 th) yang kesehariannya membuka usaha toko makanan di depan Rumah Sakit Raden Mattaher. “Saya sangat kebingungan ketika mengajari anak saya, karena saya harus berjualan di toko guna mencukupi kehidupan saya. Omset turun dan ditambah lagi memikirkan tugas anak yang menumpuk dan harus segera dikirim secepatnya,” ucap Samia mengeluh.(*/ynn)
Ditulis :Donaria